Salam Anak Negeri Seribu Pulau
Mutiara Putih Di Tengah Hutan yang Terabaikan
Dolok Tinggi Raja terletak di Desa
Dolok Merawan Kecamatan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun Propinsi
Sumatera Utara. Kawasan ini telah dilindungi sejak tahun 1924 melalui
keputusan bersama raja-raja Simalungun. Luas keseluruhan CA ini adalah
167 Hektar. Untuk mencapai lokasi kawasan konservasi ini, ada dua alternatif perjalanan darat yang bisa ditempuh, yaitu :
– Medan – Lubuk Pakam – Tebing Tinggi – Dolok Tinggi Raja, dengan jarak 110 km atau waktu tempuh 3 jam perjalanan.
– Medan – Lubuk Pakam – Galang – Dolok Masihul – Dolok Tinggi Raja, dengan jarak 97 km atau waktu tempuh yang hampir sama dengan alternatif di atas.
– Medan – Lubuk Pakam – Tebing Tinggi – Dolok Tinggi Raja, dengan jarak 110 km atau waktu tempuh 3 jam perjalanan.
– Medan – Lubuk Pakam – Galang – Dolok Masihul – Dolok Tinggi Raja, dengan jarak 97 km atau waktu tempuh yang hampir sama dengan alternatif di atas.
Kawasan ini merupakan hutan hujan
tropis dataran rendah yang subur dan hijau dengan komposisi tegakan
pohon yang beraneka ragam. Potensi flora yang tumbuh di kawasan ini
didominasi oleh Meranti Bunga (Shorea parfivolia), Kenari (Cannarium
sp.), Malu Tua (Tristia sp.) untuk jenis pohon dan jenis perdu terdiri
dari Rotan (Calamus sp.), Anggrek (Bulbophylum sp.), Kantung Semar
(Nephentes sp.), serta Pandan (Pandanus, sp.).
Potensi faunanya berdasarkan
penelitian terakhir tahun 1999 tercatat lebih dari 45 jenis satwa liar,
diantaranya sudah dilindungi, yaitu Harimau Sumatera (Panthera tigris
sumatrae), Babi hutan, Kancil, Kijang, Rusa, Kambing Hutan, Siamang,
bermacam jenis monyet dan reptil, dan juga Beruang Madu. Namun jenis
fauna yang paling sering dan paling mudah dijumpai adalah Burung
Rangkong.
Keunikan yang khas dari kawasan
ini adalah potensi sumber air panas yang berasal dari endapan-endapan
kapur yang terbentuk dari proses panas bumi yang mengandung belerang
sehingga membentuk teras-teras tanah kapur berbukti, dengan luas
mencapai 35 hektar. Aliran air panas yang menyatu dengan air sungai
sering dimanfaatkan untuk mandi-mandi karena airnya terasa hangat-hangat
kuku.
Fenomena alam yang cukup unik akibat adanya panas bumi yang aktif ini, dapat berpindah-pindah tempat. Bukit-bukit hasil endapan kapur yang terlihat sudah tidak aktif lagi, sewaktu-waktu dapat kembali aktif. Hal ini menunjukkan kondisi panas bumi dan bukit-bukti kapur tersebut tidak stabil. Ketidakstabilan inilah yang menjadikan perlindungan kawasan menjadi sangat penting untuk tetap dijaga kelestariannya, demi kestabilan ekosistem hutan dan kawasan sekitarnya.
Namun dibalik semua keunikan dan
keindahan itu, berdasarkan berbagai sumber Aset pariwisata ini seolah
terabaikan. Kurang nya perhatian pemerintah setempat mengakibatkan
Tempat wisata ini tidak terpromosikan dan terkelola dengan baik.
Fasilitas yang seharusnya di dibenahi tidak sedikit pun mendapatkan
perhatian oleh pihak pihak terkait.
So... Kawan mari kita kembangkan potensi yang ada
maka
Kenali Negerimu Cintai Negerimu Karena Indonesia itu Indah Kawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar