Salam Anak Negeri Seribu Pulau.
Hari ini kawan kita akan melihat sebuah sungai yang katanya paling extream di dunia bagi para penggila olahraga arung jeram....Ya ini dia Sungai Asahan
Sungai Asahan, Si Cadas yang Mendunia
Sungai Asahan merupakan sungai besar yang ada di Provinsi Sumatra Utara. Sungai ini memiliki hulu di Danau Toba, mengalir melalui pintu Bendungan Sigura-gura menyusuri daerah hilir. Air Sungai Asahan mengalir melewati beberapa wilayah di Kabupaten Asahan dan bermuara di Teluk Nibung, Selat Malaka. Topografi alam yang terdapat di sepanjang sungai ini terkenal berliku, bergelombang, curam, dan diapit oleh tebing-tebing terjal. Sedangkan air sungai yang mengalir rata-rata kondisinya deras, berombak tinggi, serta dengan debit air yang tinggi. Debit air yang mengalir di sungai ini mencapai 120 meter kubik per detik dengan kedalaman rata-rata sekitar 5 meter. Arus yang deras, medan berbahaya, dan jeram-jeram ekstrim menjadikan sungai ini sebagai salah satu tempat favorit untuk melakukan kegiatan olahraga arung jeram.
Sungai Asahan yang biasa diarungi untuk kegiatan olahraga arung jeram berada pada area sepanjang 22 km, mulai dari Desa Tangga atau tepat di depan pintu Bendungan Sigura-gura hingga Bandar Pulau,
yang menjadi muara sungai. Tingkat kesulitan yang disuguhkan sepanjang
sungai pun cukup bervariasi, mulai dari ringan hingga paling berbahaya
dan menakutkan yang dikelompokkan menjadi 4 bagian. Untuk tingkat
kesulitan yang ringan berada pada daerah dua atau setelah hulu sungai dan daerah empat atau hilir sungai. Sementara untuk tingkat kesulitan yang berbahaya dan ekstrim justru berada pada daerah hulu atau bagian pertama dan pada daerah tiga atau sebelum daerah hilir sungai.
Walaupun
Sungai Asahan menjadi tempat favorit latihan bagi atlit lokal dan
nasional, tetapi sungai ini belum dikenal di kalangan atlit arung jeram
internasional. Baru sekitar tahun 2000,
bertepatan dengan penyelenggaraan lomba arung jeram skala
internasional, sungai ini baru dikenal oleh pecinta (atlit) olahraga
arung jeram dunia. Sejak saat itu, sungai ini selalu ramai dikunjungi
baik dari provinsi lain di Indonesia maupun dari mancanegara untuk
melakukan olahraga arung jeram. Semenjak tahun 2000 itu juga hingga
sekarang, Pemerintah Daerah Kabupaten Asahan selalu mengagendakan
perlombaan arung jeram sebagai salah satu kegiatan tahunan. Hal ini
dilakukan, sebagai salah satu upaya menarik minat para wisatawan untuk
berkunjung ke Kabupaten Asahan.
Sebagai
lokasi olahraga arung jeram, Sungai Asahan oleh pecinta olahraga arung
jeram internasional dikategorikan sebagai sungai terbaik ke 3 di dunia
setelah Sungai Zambesi di Afrika dan Sungai Colorado di Amerika Serikat. Hal tersebut tidak lepas dari tingkat kesulitan sungai ini yang berada pada grade (kesulitan) antara 4—5+.
Dengan tingkat kesulitan seperti ini, biasanya hanya sedikit orang yang
mampu mengarungi sungai tersebut. Para atlit yang akan terjun
mengarungi sungai harus betul-betul profesional, lincah dalam
mengendalikan perahu, serta memiliki pengalaman lebih. Selain tingkat
kesulitan yang ekstrim dan berbahaya, sungai ini terkenal dengan
keindahan alamnya yang alami.
Medan yang terdapat di Sungai Asahan terbagi menjadi empat jalur. Jalur tersebut dibedakan sesuai dengan tingkat kesulitan medannya. Pertama, Never-Ever-Ends atau jalur yang saling bertautan dan tidak terputus-putus. Pada bagian Never-Ever-Ends yang termasuk dalam tingkat kesulitan antara 4—5 ini, seolah
tidak memberikan kesempatan bagi para atlit untuk bersantai agar dapat
mengatur posisi duduknya ketika mengayuh. Jalur ini dimulai dari pintu Bendungan Sigura-gura sebagai hulu Sungai Asahan hingga Jembatan Parhitean, jembatan peninggalan pemerintah kolonial Hindia Belanda, dengan panjang arena jeram sekitar 3,5 km.
Kedua, Hula-Huli Run. Pada bagian Hula-Huli Run,
tingkat kesulitannya berada pada 2 level di bawah jalur pertama.
Sehingga, daerah ini medannya tergolong ringan dan tentunya lebih mudah
dilalui. Untuk rute sepanjang 2,5 km ini, dimulai dari Jembatan Parhitean dan berakhir di Desa Hula-Huli dengan tingkat kesulitan antara 3—4.
Tiga, Middle Section. Jalur ini, dikategorikan sebagai jeram-jeram yang paling sulit untuk dilalui, bahkan medan ini sering disebut dengan Nightmare (mimpi buruk). Dengan tingkat kesulitan yang berada pada grade
5+, sungai ini terkenal ganas, berbahaya, dan liar untuk dilewati.
Untuk melewati jalur ini, para atlit yang akan mengarunginya betul-betul
harus bernyali besar, profesional, dan terlatih. Selain itu, kesiapan
dan ketangkasan fisik dan faktor pengalaman sangat dibutuhkan agar dapat
menaklukkan jalur ini dengan selamat dan terhindar dari kecelakaan yang
berakibat fatal.
Empat, Halim Run. Jalur ini merupakan jalur yang paling aman dan mudah. Pada jalur yang biasanya ditempuh selama 3,5 jam
inilah kegiatan olahraga arung jeram yang diperuntukkan bagi para
pelancong dilakukan. Jalur ini berakhir di daerah Bandar Pulau yang
berbatasan dengan laut lepas, Selat Malaka.
Sebelum
menjajal arus Sungai Asahan dengan medan-medan yang menantang tersebut,
biasanya para pelancong diberikan pengarahan oleh instruktur tentang
penyelamatan diri ketika terjadi kecelakaan. Ini dilakukan, agar mereka
yang akan mengarungi sungai dengan perahu jeram bisa selamat ketika
perahu terbalik dan dihempas oleh derasnya arus sungai.
Dinding-dinding tebing yang menjulang tinggi, hingga mencapai 200 meter
yang terdapat di sebagian tempat di bantaran Sungai Asahan juga menarik
untuk dijadikan arena olahraga panjat tebing. Keindahan dinding
tersebut dilengkapi oleh beberapa air terjun dengan deburan air yang jatuh membentuk kabut air yang memancarkan sinar pelangi indah ketika berpadu dengan sinar mentari.
gimana kawan indah bukan
so..
Kenali Negerimu, Cintai Negerimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar